Browse » Home » Archives for January 2013
Topik : Perkembangan Alat Pembayaran dan Sistem
Transfer Modern
Tema :
Alat Pembayaran dan Sistem Transfer Modern
KERANGKA KARANGAN
1.
Selayang Pandang Alat
Pembayaran dan Sistem Transfer
-
Pengertian Alat
Pembayaran
-
Pengertian Sistem
Transfer
2.
Macam-Macam Alat
Pembayaran Modern
-
Alat Pembayaran Giral
-
Alat Pembayaran Kartal
3.
Penggolongan Alat
Pembayaran dan Sistem Transfer
4.
Pengertian dan Penggunaan
Cek dan Bilyet Giro
5.
Pengertian dan Penggunaan
Kartu Debit (ATM)
-
Faktor-Faktor Penyebab
Tingginya Volume Transaksi Kartu Debet
-
Istilah-Istilah dalam
Perbankan (Kartu Debit)
6.
Pengertian dan Penggunaan
Kartu Kredit
7.
Pengertian dan Penggunaan
BI SKN dan BI RTGS
-
Pengertian dan Penggunaan
BI SKN
-
Pengertian dan Penggunaan
BI RTGS
8.
Pengertian KUPU (Kegiatan
Usaha Pengiriman Uang)
-
Pengertian dan Penggunaan
Remittance
-
Perizinan pengadaan
layanan KUPU
ISI KARANGAN
Perkembangan Alat
Pembayaran dan Sistem Transfer saat ini dapat dikatakan telah berkembang sangat
pesat dan maju. Pengertian Sistem pembayaran adalah sistem
yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk
melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi.
Sistem Pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah
nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan
nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat pembayaran yang
sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai
lembaga berikut aturan mainnya. Kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh BANK INDONESIA (BI), yang berperan
sebagai Bank Sentral Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kewenangan Bank Indonesia dalam mengatur hal tersebut dituangkan dalam Undang
Undang Bank Indonesia (UU BI).
Dalam Alat Pembayaran , selain
uang yang masih menjadi Alat Pembayaran utama yang berlaku di masyarakat,
terdapat pula alat pembayaran non tunai. Sebagai contoh, telah dikenal
alat pembayaran berbasis kertas (misalnya Cek dan Giro Bilyet) atau Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), seperti Kartu Kredit dan Kartu ATM/Kartu
Debet. Sedangkan untuk sistem transfer, telah dilakukan pengembangan sistem
transfer dana secara berkesinambungan oleh Bank Indonesia, sehingga saat ini
telah tersedia sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan BI-SKN (Sistem
Kliring Nasional).
Berikut ini beberapa Penggolongan
Metode Pembayaran dan Sistem Transfer secara Garis besar yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1.
Alat Pembayaran Menggunakan Uang Kartal
·
Uang Pecahan Logam (Rp 100,- , Rp 200,- , Rp 500,- , Rp 1.000,-)
·
Uang Pecahan Kertas (Rp 1.000,- , Rp 2.000,- , Rp 5.000,- dan seterusnya)
2.
Alat Pembayaran Menggunakan Uang Giral
·
Cek (Cheque)
·
BG (Bilyet Giro)
3.
Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)
·
Kartu Debit (Kartu ATM)
·
Kartu Kredit
4.
Sistem Transfer Dana Bank Indonesia
·
BI RTGS (Real Time Gross Settlement)
·
BI SKN (Sistem Kliring Nasional)
5.
Kegiatan Usaha Pengiriman Uang (KUPU)
·
Electronic Money (Uang Elektronik)
·
Sistem Remittance (Pengiriman Uang)
A.
CEK DAN BILYET GIRO (BG)
Cek dan Bilyet Giro (BG) merupakan Alat Pembayaran
paling lama yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Cek telah diatur dalam KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang),
sementara BG pertama kali diatur tahun 1972 dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Penggunaan Cek dan BG untuk pembayaran
umumnya dilakukan oleh pelaku usaha dalam mendukung kelancaran transaksi
bisnisnya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan nasabah individu
menggunakan Cek dan BG dalam melakukan pembayaran.
B.
KARTU DEBIT (ATM)
Mayoritas masyarakat
Indonesia telah mengenal Kartu Pembayaran, terutama di daerah-daerah atau
kota-kota yang tergolong maju di Negara kita. Kartu pembayaran yang saat ini
paling diminati oleh masyarakat adalah Kartu ATM atau Debet. Selama tahun 2010,
dengan jumlah kartu yang beredar sebesar 51,6
juta Kartu, volume penggunaan Kartu ATM/Debet yang mencapai 1,81 Milyar Transaksi atau 4,95 Juta transaksi per hari, menjadi
yang paling tinggi diantara alat pembayaran lainnya.
Faktor-faktor mayoritas
yang mempengaruhi besarnya volume kartu Debet yang beredar dan volume transaksi
annual maupun harian di Indonesia (sesuai data-data pada tahun 2010 di atas)
antara lain sebagai berikut :
1.
Banyaknya Bank yang menerbitkan Kartu (ISSUER)
Istilah ISSUER mengacu kepada Bank yang
mengeluarkan atau Menerbitkan Kartu Debit, sebagai contoh BANK MANDIRI (Kartu Mandiri),
BANK BNI (Kartu BNI Taplus), BANK BRI
(Kartu Britama), BANK MUAMALAT (Kartu
Shar-E), dan lain-lain.
2.
Banyaknya Kemudahan dan Fasilitas yang ditawarkan
Faktor nomor dua ini
mungkin tidak akan diragukan validitasnya, jika melihat grafik volume transaksi
yang ditunjukkan oleh Kartu Debit (ATM). Kemudahan dan fasilitas yang
ditawarkan oleh Bank-Bank Issuer, antara lain Gratis Transaksi di beberapa
Merchant tertentu yang telah bekerja sama dengan pihak Bank, kemudahan
transaksi online (SMS Baning, Internet Banking, dan lain-lain), kemudahan
penarikan tunai di ATM di seluruh Indonesia ataupun dunia, dan lain-lain.
Kemudahan tersebut dapat dikatakan senjata utama Kartu Debit untuk menarik
nasabah.
3.
Jaringan Antar Bank yang Baik dan Handal
Beberapa Bank memiliki jaringan
dan menjalin kerja sama dengan Bank Lain, kerja sama ini dimaksudkan dalam
rangka stabilitas koneksi dan kemudahan serta fasilitas yang akan ditawarkan ke
nasabah. Jalinan Kerjasama antara lain :
-
LINK - HIMBARA
Jalinan kerjasama antara
4 Bank Negara yang tergabung dalam HIMBARA
(Himpunan Bank Negara), yakni BANK MANDIRI, BANK BNI, BANK BRI, dan BANK
BTN.
-
ATM BERSAMA
Jalinan kerjasama antara kurang
lebih 75 Bank ini merupakan salah satu yang terbesar di Tanah air, jaringan ini
didirikan oleh ARTAJASA.
-
PRIMA
Jalinan kerjasama ini diprakarsai oleh BANK BCA (BANK CENTRAL ASIA).
4.
Biaya Transaksi yang Relatif Murah antara ISSUER dan ACQUIRER
Istilah Issuer telah kami
jelaskan di atas, sedangkan ACQUIRER
adalah Istilah yang merujuk kepada Bank tempat transaksi dilakukan, misalnya nasabah
dengan Kartu Debit MANDIRI melakukan
transaksi di merchant (EDC) Bank BNI.
Dalam konteks tersebut, BANK MANDIRI
sebagai ISSUER dan BANK BNI sebagai ACQUIRER.
Biaya Transaksi antara
Issuer dan Acquirer pada saat ini semakin murah, sehingga ketertarikan nasabah
akan Kartu Debit pun semakin tinggi.
C.
KARTU KREDIT
Kartu Kredit merupakan
alat pembayaran yang memiliki prinsip “BUY NOW AND
PAY LATER”, dimana pada saat transaksi kewajiban pemegang kartu
ditalangi terlebih dahulu oleh penerbit Kartu Kredit. Pemegang kartu dapat
melunasi pembayaran berdasarkan waktu yang disepakati antara pemegang kartu dan
penerbit. Saat ini fasilitas yang ditawarkan bagi pengguna Kartu Kredit sangat
beragam, mulai dari Diskon di Merchant, Point
Rewards yang dapat digunakan untuk berbelanja, sampai dengan pembelian
barang dengan Bunga Cicilan 0%.
Di tahun-tahun terakhir,
inovasi pada instrumen pembayaran elektronis dengan menggunakan kartu telah
berkembang menjadi bentuk yang lebih praktis. Saat ini di Indonesia sedang
berkembang suatu instrumen pembayaran yang dikenal dengan uang elektronik.
Walaupun memuat karakteristik yang berbeda dengan instrumen pembayaran lainnya
seperti kartu kredit dan kartu ATM/Debet, namun penggunaan instrumen ini tetap
sama dengan kartu kredit dan kartu ATM/Debet yaitu ditujukan untuk pembayaran.
D.
BI SKN dan BI RTGS
Terkadang dalam kehidupan
sehari-hari, kita dihadapkan pada kondisi yang menuntut kita untuk melakukan
pembayaran yang bersifat urgent dengan nilai yang besar kepada pihak lain dalam
waktu cepat. Apabila Anda pernah menghadapi kondisi tersebut, gunakanlah Sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) untuk melakukan transaksi pembayaran tersebut.
BI SKN (Bank Indonesia – Sistem Kliring Nasional) adalah mekanisme pertukaran warkat atau
data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun
atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu
dan dikontrol oleh BANK INDONESIA.
Sedangkan BI RTGS (Bank Indonesia – Real Time Gross
Settlement) adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta
dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi
secara individual.
Saat ini, masyarakat
Indonesia memiliki banyak alternatif dalam melakukan transaksi transfer dana
kepada pihak lain di bank yang berbeda (Transfer
Dana antar Bank). Mulai dari Sistem BI-RTGS untuk keperluan transfer dana
seketika, melalui mesin ATM dari penerbit yang tergabung dalam jaringan bersama
ATM, atau dapat melalui layanan BI SKN. Apabila Anda akan melakukan transfer
dana kepada pihak lain di bank yang berbeda, maka layanan BI SKN dapat
dipertimbangkan untuk digunakan. Kelebihan dari penggunaan BI SKN untuk
transfer dana Anda adalah biayanya yang relatif murah.
E.
KUPU (Kegiatan Usaha Pengiriman Uang)
Kegiatan Usaha Pengiriman Uang (KUPU), yang juga dikenal sebagai Money
Remittance Service, merupakan kegiatan pengiriman uang, baik secara domestik
maupun lintas batas (Cross Border),
yang dilakukan oleh penyelenggara pengiriman uang untuk melaksanakan perintah
tidak bersyarat dari pengirim kepada penyelenggara pengiriman uang untuk
mengirim uang kepada penerima. Pada umumnya, jasa layanan pengiriman uang ini
banyak digunakan oleh migrant workers, dalam hal ini digunakan sebagai sarana
transfer dana dari Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) yang bekerja di luar negeri kepada keluarganya di Indonesia. Namun
demikian, pengguna layanan jasa ini dapat juga dilakukan oleh selain TKI,
seperti turis mancanegara, orang tua pelajar Indonesia di luar negeri, dan
sebagainya.Di Negara Indonesia, Surat Izin KUPU diterbitkan oleh BANK INDONESIA selaku Bank
Sentral dan Pengatur Lalu Lintas Keuangan
Negara Indonesia. Setiap institusi yang ingin mengadakan layanan KUPU harus
mengajukan semacam proposal dan akan dianalisis secara detail (Uji Kelayakan) oleh Bank Indonesia.
Tidak semua institusi, bahkan BUMN
(Badan Usaha Milik Negara) yang lolos dalam analisis dan uji kelayakan oleh
Bank Indonesia.
Labels:
acquirer,
bahasa indonesia,
bank indonesia,
gunadarma,
issuer,
kartu debit,
perbankan,
ravi,
rtgs,
skn,
tugas,
universitas,
vendra
Browse » Home » Archives for January 2013
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
1. Manfaat Kerangka Karangan:
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
2. Pola Susunan Kerangka Karangan
a. Pola Alamiah Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
b. Pola Logis Pola logis berdasar urutan:
1) klimaks – anti klimaks
2) umum – khusus
3) sebab – akibat
4) proses
5) dan lain-lain.
3. Macam-macam Kerangka Karangan
a. Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
a) topiknya tidak kompleks
b) akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
4. Syarat Kerangka Karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau pengungkapan masksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu.
1. Menentukan tema dan judul
Sebelum anda mau melangkah, yang pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a. jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh
Kadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya ketika lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.
Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
JUDUL
- Ada dua cara pembatasan topik ? judul karangan
- masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
- Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik.
- Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
- Judul tidak harus sama dengan topik.
- Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
- Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
- Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
- Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
- Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.
Syarat judul yang baik
- harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
- judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
- harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
- tidak provokatif.
Judul karangan sedapat-dapatnya :
A. singkat dan padat,
B. menarik perhatian, serta
C. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Contoh : Upaya menurunkan risiko bahaya letusan gunung Penanggulangan krisis air di Jakarta
Tujuan perlu dirumuskan dengan gamblang agar jelas apa yang akan dicapai oleh tulisan ini.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
- Menanggulangi
- Mengurangi
- Menemukan
- Meningkatkan
- Mengoptimalkan
- Mengevaluasi
- Mengendalikan
2. Mengumpulkan bahan
Sudah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. menyeleksi bahan
Sudah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya :
1. catat hal penting semampunya.
2. jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
berikut fungsi kerangka karangan :
a. memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
b. mengatur urutan gagasan.
c. memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
5. mengembangkan kerangka karangan
proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata
Browse » Home » Archives for January 2013
TUGAS BAHASA INDONESIA 3
KELOMPOK :
- JAIS MUSTOFA ( 13110702 )
- RAVI VENDRA RISHIKA ( 15110682 )
1. Apa yang pertama kali ada dilayar monitor ketika menggunakan perangkat lunak sistem disebut antarmuka pengguna ( user interface ), yakni layar tampilan yang bisa di kontrol dan berfungsi sebagai jembatan bagi anda untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan komputer. Seperti halnya dashboard yang terdapat di mobil,antarmuka inilah yang memberitahu anda mengenai apa yang sedang terjadi serta memiliki tombol dan switch untuk mengakomodasi keinginan anda.Dari layar tersebut,Anda bisa memilih program aplikasi yang ingin dijalankan atau file data yang hendak dibuka.
2. Scanner atau scanner optic menggunakan alat sensor cahaya(optic) untuk menerjemahkan teks,gambar,foto,dan semacamnya ke dalam bentuk digital. Gambar tersebut kemudian bias di proses oleh computer, ditampilkan di monitor, disimpan pada alat penyimpanan, atau di transmisikan ke computer lain. Scanner telah menjadi awal dunia industry baru yakni electronic imaging, integrasi, dan manipulasi gambar yang dikontrol oleh perangkat lunak dengan menggunakan scanner, kamera digital , dan computer grafis yang canggih.
TUGAS :
1. Tentukan ragam bahasa artikel diatas !
2. Cari diksi( pilihan kata ) dalam bidang Sistem Informasi yang di temukan pada artikel tsb dan jelaskan secara definitif.
3. Temukan kesalahan penalaran,penulisan, dan efektivitas kalimat ( gramatikal kalimat )(jika ada) dan lakukan perbaikan pada kalimat tsb.
4. Temukan kalimat topik dalam artikel diatas dan kembangkan opini kalian dengan topik tsb.
1. Ragam bahasa artikel pertama adalah : Ragam bahasa teknis
Ragam bahasa artikel kedua adalah : Ragam bahasa teknis2. Artikel pertama :
- UI(User Interface) :
Penerjemahan : Antarmuka pengguna
Penerapan : Antarmuka pengguna
-Dashboard :
Penerjemahan : Papan Visualisasi
Penerapan : Tampilan panel pada komputer
- File :
Penerapan :Dokumen
- Switch :
Penerjemahan : Pemidah
Penerapan :Benda yang digunakan untuk melakukan perpindahan sesuatu
Artikel kedua :
- Scanner :
Penerjemahan :Pemindai
Penerapan :Penyaring Gambar
- Optic :
Penerjemahan :Optik
Penerapan :Tampilan
- Electronic Imaging:
Penerjemahan :Elektronik Gambar
Penerapan :Sesuatu yang menggunakan energi listrik dan digunakan untuk pengolahan gambar
- computer :
Penerjemahan :Komputer
Penerapan : Device yangdigunakan untuk pengolahan data
3. Perbaikan kalimat artikel pertama :
- Apa yang pertama kali ada dilayar monitor:
diganti menjadi : "Apa yang pertama tampil pada layar monitor".
- Seperti halnya dashboard yang terdapat di mobil,antarmuka inilah yang memberitahu anda mengenai apa yang sedang terjadi serta memiliki tombol dan switch untuk mengakomodasi keinginan anda : diganti menjadi : "Seperti dashboard yang terdapat di mobil,antar muka ini memberitahu apa yang terjadi serta memiliki tombol dan switch untuk mengakomodasi kengininan anda".
Perbaikan kalimat artikel kedua :
- Gambar tersebut kemudian bias di proses oleh computer, ditampilkan di monitor, disimpan pada alat penyimpanan, atau di transmisikan ke computer lain diganti menjadi : "Gambar kemudian bisa di proses computer, ditampilkan pada monitor dan disimpan pada alat peyimpanan, atau di transimsikan ke computer lain".
4. Artikel pertama :
Topik : Perangkat lunak sistem disebut antarmuka pengguna ( user interface )
Opini : Antarmuka atau user interface sangat di perlukan dalam interaksi antara manusia dengan komputer, dan erat kaitannya dengan grafis oleh karena itu UI sebisa mungkin ditampilkan sangat menarik.
Artikel Kedua :
Topik : Scanner atau scanner optic menggunakan alat sensor cahaya(optic)
Opini : Scanner dewasa ini banyak digunakan dalam dunia image processing karena sangat membantu dalam pengolahan gambar.
Labels:
aktifitas,
bahasa indonesia,
gunadarma,
istilah,
istilah teknologi,
it,
penelitian,
ravi,
teknologi,
tugas kelompok,
universitas,
vendra
Subscribe to:
Posts (Atom)